Banyak pemula bertanya-tanya: “Sebenarnya harus minum berapa dan kapan sebelum kelas yoga?”
Jawabannya tidak satu angka untuk semua orang, tetapi ada pola yang bisa diandalkan. Bayangkan
rencana minum Anda seperti susunan motif yang rapi ala Mahjong Ways—setiap
keping kecil menutup celah, membentuk gambar besar yang nyaman: tubuh ringan, napas stabil,
dan fokus terjaga di atas mat. Artikel ini mengurai hidrasi pra-sesi dari lima sudut:
strategi, psikologi, waktu, manajemen, dan inspirasi, agar Anda dapat membangun kebiasaan
yang mudah diulang setiap hari.
Strategi: Rumus Dasar Hidrasi yang Aman dan Efektif
Tujuan hidrasi pra-yoga adalah menyiapkan cairan tubuh tanpa “menggoyang” perut saat membungkuk,
memutar, atau menahan pose. Prinsip umumnya: penuhi cairan secara bertahap, bukan sekaligus.
Gunakan air putih sebagai dasar, lalu sesuaikan konteks kelas dan kondisi Anda.
Rangka strategi ala Mahjong Ways (mudah diingat, mudah diulang):
Dasar harian: biasakan minum secara merata sepanjang hari. Jaga mulut tidak kering,
kulit tidak terlalu kesat, dan energi tidak naik-turun tajam.
Pra-sesi bertahap: minum sedikit tapi sering menjelang kelas untuk menghindari sensasi
“berat di perut”. Hindari meneguk banyak tepat sebelum mulai.
Kelas panas/berkeringat: siapkan opsi elektrolit ringan. Bukan untuk “mengejar angka”,
melainkan mengganti keringat secara bijak.
Indikator sederhana: warna urin pucat ke kuning muda biasanya menandakan hidrasi memadai.
Strategi yang baik tidak mengejutkan tubuh. Ibarat menyusun motif, Anda mengisi celah kecil
dengan tepat, bukan menumpuk berlebihan pada satu sisi.
Psikologi: Minum dengan Sadar agar Tubuh Lebih Responsif
Banyak orang minum hanya ketika haus sekali, lalu meneguk berlebihan. Cara ini sering membuat
perut tidak nyaman saat berlatih. Pendekatan mindful ala Mahjong Ways membantu:
nikmati proses kecil yang diulang, bukan aksi besar yang sporadis.
Isyarat tubuh: perhatikan mulut kering, fokus menurun, atau pusing ringan.
Tanggapi dengan beberapa teguk, bukan satu botol penuh.
Ritual singkat: sebelum mengangkat botol, ambil tiga napas lembut. Ini menurunkan
impuls “minum banyak sekaligus” dan mengembalikan kendali.
Bahasa diri ramah: ganti “aku kurang disiplin” menjadi “aku sedang membangun pola baru”.
Kata-kata memengaruhi kebiasaan.
Mindset yang tenang memudahkan Anda membaca sinyal internal. Saat pikiran tidak terburu-buru,
tubuh lebih mudah menemukan kadar cairan yang pas untuk bergerak.
Waktu: Jadwal 180–120–60–15 Menit yang Realistis
Penentuan waktu minum adalah kunci. Gunakan kerangka sederhana berikut untuk mengatur jumlah
dalam porsi kecil, lalu sesuaikan dengan tubuh Anda dan jenis kelas yang diikuti.
≈180 menit sebelum: minum santai 250–400 ml selama aktivitas harian. Tidak perlu terburu-buru.
≈120 menit sebelum: tambah 200–300 ml. Cocok untuk kelas sore atau malam, sekaligus
memastikan tidak kehausan saat berangkat.
≈60 menit sebelum: 150–250 ml. Jika perut sensitif, pilih 120–150 ml saja, sambil
memastikan Anda sempat ke kamar kecil.
≈15 menit sebelum: 100–150 ml tegukan kecil, cukup melembapkan. Hindari meneguk besar.
Untuk kelas berdurasi pendek atau intensitas rendah, jadwal di atas biasanya memadai.
Untuk kelas panas/berkeringat, siapkan botol dengan tambahan elektrolit ringan dan
minum beberapa teguk saat jeda aman (jika instruktur mengizinkan).
Manajemen: Elektrolit, Kafein, Suhu Air, dan Catatan Harian
Manajemen kecil sering menentukan kenyamanan besar. Susun “keping-keping” praktis agar
hidrasi berjalan mulus dari hari ke hari.
Elektrolit seperlunya: gunakan bubuk/tablet rendah gula untuk sesi panas
atau durasi panjang. Jika keringat Anda “asin”, sedikit natrium bisa membantu. Encerkan
lebih banyak bila rasa terlalu kuat.
Kafein: kopi/teh boleh saja, tetapi perhatikan efek diuretik pada sebagian orang.
Jika cenderung sering buang air kecil, batasi 2–3 jam sebelum kelas.
Suhu air: air sejuk nyaman diminum cepat; air terlalu dingin dapat memicu perut kaget
pada sebagian orang. Cari suhu yang membuat Anda ingin minum sedikit demi sedikit.
Perlengkapan: botol ukuran 500–700 ml dengan penanda volume memudahkan Anda
memantau asupan tanpa menebak.
Catatan 2 minggu: tulis jam kelas, cuaca, jumlah minum sejak 3 jam sebelum,
warna urin, dan rasa saat latihan. Dalam 10–14 hari pola ideal Anda akan tampak.
Rujukan profesional: bila punya kondisi medis (mis. gangguan ginjal,
kelainan elektrolit), diskusikan rencana hidrasi dengan tenaga kesehatan.
Dengan manajemen yang rapi, hidrasi tidak lagi jadi tebakan. Anda bergerak dari “mungkin cukup”
ke “tahu cukup”—transformasi kecil yang terasa besar di mat.
Inspirasi: Ritual Hidrasi yang Mengundang—Ala Mahjong Ways
Hidrasi yang bertahan lama lahir dari ritual yang menyenangkan. Ciptakan pola sederhana
yang mudah ditiru, bagaikan motif Mahjong Ways yang tertata namun lentur.
Infused water harian: kombinasikan irisan jeruk nipis, mentimun, atau daun mint.
Rasa ringan membuat Anda lebih konsisten minum.
Habit stacking: teguk 150–200 ml setiap kali Anda menyetel timer latihan,
membuka mat, atau mengganti pakaian olahraga.
Kit kecil siap jalan: botol, handuk kecil, dan tablet elektrolit rendah gula
di dalam tas. Pola “siap pakai” memangkas alasan menunda.
Lingkungan mendukung: simpan botol di tempat yang terlihat—meja kerja, dapur,
atau dekat pintu. Yang terlihat, diingat.
Anda tidak perlu kejar-kejaran dengan angka. Fokus pada keteraturan kecil: teguk yang pas,
jeda yang tepat, dan perhatian pada sinyal tubuh. Seiring waktu, ritme ini menyatu dengan
cara Anda memulai kelas—ringan, fokus, dan siap menerima koreksi postur.
Saat pola telah terbentuk, Anda akan merasakan perbedaan: gerak lebih stabil, kepala jernih,
dan kelelahan usai sesi berkurang. Itulah buah dari kebiasaan sederhana yang dirawat dengan
sabar. Biarkan rencana minum Anda menjadi bagian alami dari persiapan latihan; setia pada
langkah kecil yang berulang, dan berikan ruang bagi tubuh untuk merespons dengan nyaman.